BULETIN Pengumuman

21.Dec.2023

JELAJAHI JEPANG

Natal di Jepang Melalui Mata Ekspatriat

Setiap tahun, menjelang musim perayaan, ekspatriat di Jepang merasakan pengalaman Natal yang akrab dan unik.Dari berbagai aspek kita melihat perpaduan tradisi dan modernitas yang dibentuk oleh jalinan budaya Jepang sendiri.

Ayam Goreng dan Kue – Sentuhan Kuliner

Salah satu aspek paling mencolok dari Natal Jepang adalah tradisi kulinernya. Berbeda dengan negara Barat yang didominasi kalkun panggang dan ham, di Jepang yang utama adalah ayam goreng dan kue. Banyak ekspatriat mengungkapkan rasa geli sekaligus kegembiraan atas tradisi tak terduga ini. KFC, khususnya, telah menjadi identik dengan makan malam Natal, sebuah fenomena yang awalnya membingungkan banyak orang. Namun, seiring berjalannya waktu, kenyamanan dan kebaruan dari tradisi ini telah memikat banyak orang asing, yang kini bersemangat untuk mengambil bagian dalam adat unik Jepang ini.

Musik: Lagu Natal dengan Cita Rasa Lokal

Musik memainkan peran penting dalam perayaan Natal di seluruh dunia, termasuk Jepang. Namun yang membedakannya adalah maraknya lagu-lagu Natal komersial. Ekspatriat sering memperhatikan lagu-lagu seperti ‘Putri Salju’ (白い恋人達) karya Keisuke Kuwata atau ‘My baby Santa Claus’ (恋人がサンタクロース) karya Yumi Matsutoya dalam iklan dan ruang publik.
Meskipun lagu klasik Barat seperti ‘Last Christmas’ masih populer, pesona lagu-lagu Natal Jepang, yang terkadang bahkan dibawakan oleh artis asing seperti BoA, menambah lapisan baru dalam pengalaman liburan. Ekspatriat menghargai perpaduan antara hal yang familiar dan baru, sering kali memasukkan lagu-lagu ini ke dalam perayaan mereka sendiri di Jepang.

Natal – Bukan Hari Libur, Tapi Tetap Perayaan

Bagi mereka yang berasal dari negara-negara yang merayakan Natal sebagai hari libur umum, kesadaran bahwa tanggal 25 Desember adalah hari kerja biasa di Jepang mungkin sedikit mengejutkan. Hal ini berdampak signifikan pada cara perayaan hari raya. Ekspatriat sering berkomentar tentang perlunya menyesuaikan perayaan mereka, memindahkan perayaan besar ke akhir pekan atau mengintegrasikannya ke dalam rutinitas malam mereka. Meski begitu, semangat kemeriahan tetap terlihat jelas, dengan iluminasi dan dekorasi yang menghiasi jalan-jalan dan mal-mal yang bersinar sepanjang bulan.

Natal adalah Romantis di Udara

Kesimpulannya, Natal di Jepang, dilihat dari sudut pandang ekspatriat, merupakan kombinasi menarik antara unsur tradisional Barat dan adat istiadat Jepang yang unik.Perpaduan ini menciptakan musim perayaan yang mudah dikenali dan sangat berbeda, menawarkan pengalaman dan perspektif baru tentang liburan yang berharga.Ketika para ekspatriat beradaptasi dan menerima perbedaan-perbedaan ini, mereka mendapati diri mereka membentuk tradisi baru dengan semangat universal yaitu kegembiraan dan kebersamaan yang mendefinisikan Natal.

Hari untuk Teman, Bukan Sekadar Keluarga

Terakhir, aspek sosial Natal di Jepang menonjol.Jika perayaan di Barat sering kali berfokus pada keluarga, di Jepang, menghabiskan hari bersama teman adalah hal yang lumrah.Hal ini menyebabkan banyak ekspatriat membentuk tradisi baru, berkumpul dengan ‘keluarga Jepang’ mereka – yang terdiri dari teman-teman lokal dan orang asing – untuk merayakannya.Hal ini menekankan aspek komunal dari hari raya tersebut, melampaui batas-batas budaya dan kekeluargaan.

Aspek menarik lainnya adalah hubungan romantis Natal di Jepang. Berbeda dengan perayaan yang berpusat pada keluarga di sebagian besar negara, banyak ekspatriat mungkin juga tertarik karena Malam Natal sering disamakan dengan Hari Valentine, dengan pasangan pergi makan malam romantis dan bertukar hadiah.

top